Pemimpin identik dengan suatu posisi yang HARUS DITURUTI baik dari segi perintahnya maupun dari segi aturan-aturannya tp dalam sebuah keluarga pemimpin tak hanya sekedar mengacungkan telunjuk jari untuk memerintah.
Setelah mengarungi keluarga yang baru seumur jagung mencoba mendesain keluarga yang harmonis dibawah kepemimpianku itu tak sekedar menaikan nada suara ketika memerintah namun berikut ini trik2 yang sedang penulis jalani:
1. Memberikan Contoh
Mungkin setiap lelaki ingin sekali melihat istrinya yang rajin mencuci baik piring ataupun baju maka buatlah kondisi dimana suami mencontohkan terlebih dahulu. coba mari bagi para suami bangun pagi, jika bisa bangun pagi jam 3 untuk tahajud cobalah membuat kegaduhan baik ketika membuka pintu kamar atau mau ke kamar mandi, kemudian nyalakan lampu agar silau tuh mata istri hehehe...
Klo tidak bangun jg jangan paksakan istri untuk bangun pagi karena akan muncul ketidak respekan kepada kita (membangkang).
Jika ingin melihat istri aktif di pagi hari maka aktifkan diri anda untuk bangun subuh, mencuci atau membersihkan motor ato mobil, atau mungkin suami yang mengepel lantai dan istri yang mencuci piring dan baju serta menyiapkan sarapan.
2. Perintahkan dengan halus
Jika diberi contoh ga paham juga maka coba lakukan dengan perintah atau lebih tepatnya ajakan yang halus. kadang ajakan yang halus ini jg perlu contoh aksi misalkan kita akan menyuruh istri mencuci piring maka cobalah untuk membantu istri atau bersamaan dengan istri mencuci piring, istri yang menyabuni piring dan suami yang membilas. Hal ini membuat istri tidak merasa sendirian dalam membangun rumah tangga.
3. Sabar
Konon kalimat sabar lebih tepat buat para istri namun alangkah baiknya jika suami yang memposisikan kesabaran. Sabar ketika melihat tingkah negatif istri yang tidak nurut hingga sabar dalam membimbing istri.
Sabar mungkin terlihat lebih mudah terucap dari pada dipraktekkan maka mari kita belajar dan berdoa agar kesabaran kita slalu dalam ridhoAllah.
Ketiga point diatas perlu kita praktekan step by step dengan tujuan agar terbentuk keistiqomahan dalam keluarga. contoh: jika kita ingin rumah kita diisi dengan qiroatul quran ba'da maghrib maka kita yang mengistiqomahkan untuk mengajag istri mengaji. jika kita ingin istiqomah berjamah dengan istri maka kita yang mengajak duluan istri untuk berjamaah. dll.
Karena menurut penulis samara bukan diperoleh dari kita meminta kepada Allah melalui doa tp samara itu diciptakan dengan cara berdoa kepada Allah meminta agar samara kemudian diiringi dengan ihtiar kita dalam membangun keluarga samara, dan terakhir tawakal ke Allah untuk menunggu Allah mengabulkan kita menjadi keluarga samara.
Semoga kita semua menjadi keluarga samara... amiiiinnnn....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar