Dunia Kerja

Budidaya Sorgum Merah 


Berawal dari bangku kuliah bioenergi menjadi topik yang sangat digemari. Sorgum merah menjadi pilihan dalam memilih fokus perhatian dibidang bioetanol. Penulis memulai tertarik dengan sorgum ketika banyak khalayak ramai membicarakan tentang bioenergi terutama bioetanol.
Penulis kini telah mulai menggeluti sorgum sudah hampir 1 tahun. Bibit sorgum yang diambil dari Wonogiri ini memiliki daya tarik tersendiri bagi penulis. Kadar pati sebesar 60% merupakan kandungan pati didalamnya, hal ini membuat penulis tertarik untuk membudidayakan dan meneliti perkembangannya.
Berikut merupakan hasil uji coba selama ini:

HASIL ANALISIS
Percobaan budidaya tanaman sorgum sebagai bahan baku pembuatan bioetanol dilakukan selama 120 hari atau sekitar 4 bulan. Beberapa kriteria dari benih sebagai berikut:
Jenis : Sorgum Merah
Asal Benih : Wonogiri
Kadar Pati : 60%
Lokasi Tanam : Bogor
Kondisi Tanam:
1. Bibit ditebar sehingga tidak memperhatikan kerapatan
2. Tidak diberi perlakuan pemupukan
3. Benih tidak dipilih
4. Iklim cenderung kemarau
5. Tidak ada penanganan khusus seperti penanganan hama.
6. Setiap pohon dapat menghasilkan buah 2 kali namun dalam perhitungan ini hanya dihitung 1 kali.
Kondisi tanam dibuat seminimal mungkin agar mengetahui hasil minimal yang diperoleh saat uji coba penanaman sorgum. Pada hari ke 120 menghasilkan data sebagai berikut:
No
Bobot Buah
No
Bobot Buah
No
Bobot Buah
Berat Rata2
1
23,12
6
5,27
11
32,06
17,16
2
31,16
7
10,58
12
13,63
3
31,81
8
12,57
13
7,84
4
22,27
9
11,85
14
13,75
5
27,43
10
7,17
15
6,88
Pada data diatas rata-rata berat sorgum sekitar 17,16 gr per pohon hal ini merupakan hasil dengan perlakuan minimal. Berdasarkan literatur untuk memperoleh 1 liter etanol diperlukan sekitar 3 kg sorgum atau sekitar 3000gr (1:3) dengan kondisi hasil panen sekitar 17.6 gr/pohon maka diperlukan sekitar 171 pohon untuk menghasilkan 1 liter.
Jika target pabrik menghasilkan 500 liter perhari maka diperlukan sorgum sebanyak 1500 kg/hr. Maka dalam waktu 1 bulan harus terdapat bahan baku sebanyak 45000 kg/bln atau 45 ton/bln. Hal ini dapat diperoleh dengan cara mengorder dari tengkulak wonogiri, indramayu, pati, dsb nya.
Jika perusahaan ingin mempersiapkan dari perkebunan pribadi maka diperlukan tanaman sebanyak 171 pohon X 500 yakni sebesar 85500 pohon. Secara umum penanaman sorgum berjarak 60x40 cm setiap lubang terdapat 4 butir. Sehingga untuk memenuhi 85500 pohon diperlukan luas tanah sebesar 0.52 ha. Dengan perhitungan sebagai berikut
Diketahui:
1 lubang = 4 pohon.
1 lubang = 60x40 cm atau 0.24 m2.
Maka
85500 pohon / 4 pohon = 21375 lubang
21375 lubang x (0.24 m2 / 1 lubang) = 5130 m2. atau sebesar 0.52 ha.
Hal ini baru dapat memenuhi untuk kebutuhan 1 hari. Dengan asumsi hari kerja 30 hari maka diperlukan luas tanah sebesar 0.52 ha x 30 = 15.6 ha.
Berikut beberapa dokumentasi:















 

Budidaya Sorgum Manis

BUDIDAYA SORGUM MANIS

Perkembangan Sorgum di Indonesia kini sedang menjadi sebuah perhatian tersendiri selain perkembangan singkong mukibat, perhatian terhadap sorgum dikarenakan kurangnya pemanfaatan yang maksimal di Indonesia. Selama ini sorgum hanya digunakan sebagai pakan ternak dan didaerah wonogiri hanya sebagai makanan tradisional.

Sebagai Negara agraris Indonesia patut bangga dengan potensi alam yang ada, namun pemanfaatannya akan lahan selama ini sering sekali disalah gunakan, seperti pembalakan liar dan pembukaan lahan baru. Perlu adanya pemerhati pertanian di Indonesia hehehe… Kini penulis mencoba untuk memberikan perhatiannya pada pertanian melalui produk sorgum manis. Sorgum manis yang kini sedang ditunggu-tunggu beranjak dewasa kini telah menunjukkan perkembangan yang sangat berarti, menginjak hari ke 117 (14 Januari 2010) menunjukkan perkembangan yang menggemaskan.

Berikut hasil perkembangannya:
Berawal dari biji ini perkembangannya mulai diperhatikan:

Jenis Benih : Sorgum Manis
Asal : Indramayu
Kadar Protein : 56%
Kadar Gula : Masih menunggu







Pada hari ke 67, sorgum manis telah memiliki 3 tunas yang tumbuh dari bawah akar-akar induknya. Perkembangan ini dapat membantu pertumbuhan untuk tahap selanjutnya.
Pada umur ini batang sorgum sudah menunjukkan perkembangan yang sangat mirip dengan tebu.






Pada hari ke 80 (tunas berumur 20) terdapat sekitar 5 tunas yang mengelilingi tanaman induk.
Data tgl 2 Desember 2009:
Tinggi Tanaman : 210 cm
D. Btg Terbesar : 3,5 cm
D. Btg Terkecil : 2 cm
Jumlah Tunas 4




Perkembangan anatar induk dan tunas sangat baik. Pada hari ke 116, sorgum manis dalam kondisi sebagai berikut:
Tinggi Tanaman : 270 cm
D. Btg Terbesar : 3,5 cm
D. Btg Terkecil : 2 cm
Jumlah Tunas 5
Pada hari ini, belum terlihat tanda-tanda munculnya bunga sorgum sehingga diprediksikan belum cukup matang batang sorgum tersebut.




Ternyata dengan kondisi bogor yang hujan lebat tiada henti itu membuat sorgum berbatang tinggi dan sulit berbiji karena sebagian besar kandungan air dalam tanah membuat tanaman itu terpaksa untuk menguapkan dalam jumlah banyak.


INFORMASI LEBIH LANJUT SILAHKAN KONTAK
HP: 087822367936 (ibnu)
email: bluezone_energy@yahoo.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar