Ketika ku menjadi seorang anak tak terasa apa yang sedang ayahku rasakan, rengekanku akan segala permintaanku menjadikanku tdk peduli dengan apa yang sedang ayahku rasakan saat itu, tidak tahu apakah ayahku punya uang dan sanggup untuk membelikan semua keinginanku saat itu.
Kini, ku sudah merasakan walaupun ku belum memiliki seorang bayi yang merengek2 memanggil namaku, kok bisa?? ;)
kemaren istriku kesulitan mendapatkan buku pelajaran MAFIKIBI, sehingga merasa kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan di PR nya.
Keluh kesahnya sebenarnya sudah sampai ditelingaku, "wah buku panduan di perpus udah di pinjem semua", keluh kesahnya yang ku dengar. kemudian ku sedikit menyentilnya, "yux beli buku ke gramed". "Serius mas??....", pertanyaan penasaran + tak menyangka dari istriku karena ku menawarkannya untuk membeli buku. Dalam hatiku tak ada yang percuma membeli sesuatu yang bermanfaat apalagi sebuah ilmu. Ku menjawabnya, "iya, mau ga beli buku, keburu berubah pikiran nih" bahagianya istriku mendengar pernyataanku huahahaha...
MAFIKIBI dengan penerbit terkenal (erlangga) ternyata tak murah yang membuatku harus sedikit merogoh kantong lebih dalam namun ku melihat kebahagiaan istriku ketika memilih dan menunjuk buku itu.. hmmm... ini toh rasanya yang dulu ayahku rasakan ketika ku bahagia membawa pulang buku pelajaran yang tebel, baru, wangi, dan berpenerbit terkenal.
Ku bisa merasakan bagaimana perasaan istriku mendapatkan buku itu meskipun istriku merasakan baru di masa2 SMA nya sedangkan di masa2 SD-SMP tak dirasakannya hmm...
Seperti ini toh rasa menjadi seorang ayah yang mengesampingkan keadaan, keluh kesah diri sendiri buat orang lain,.. subhanallah indah bgt perasaan ini..
Semoga ayah-ayah kita mendapatkan ganjaran yang lebih dari Allah amiiinnn...
Semoga bermanfaat ya hehehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar