Sabtu, 06 Desember 2014

Kisah Istriku

Mendengar kisahnya membuatku makin mencintainya meskipun sulit untuku mengutarakan rasa cinta ini padanya. Cerita ini tak untukku mencintainya karena rasa kasihanku padanya tapi cerita ini memantapkan akan langkahku yang sudah berjalan terus mencintainya.

Terlahir dari keluarga sederhana membuatnya selalu bertindak sesederhana mungkin hingga terlihat menjadi layaknya seorang yang tidak memiliki kemampuan ekonomi yang cukup. Pada masa dalam kandungan kebahagiannya sudah terenggut, saat itu sang bunda membawanya ke kampung ayahnya untuk menerima kasih sayang dari sang ayah, namun apa  yang diperolehnya hanyalah air mata.Ya.. sang ayah tak sepenuhnya menerima kedatangan bundanya dan kandungannya.

Kedatangan yang diiringi isak tangis itu tak meluluhkan hati sang ayah untuk memberikan kecupan hangatnya namun tamparan hati yang terus membekas pada sang bunda hingga detik ini. Setelah melihat secercah cahaya dunia tangisannya membuat semua bergembira menyambut kelahirannya di dunia ini.

Tak ada yang aneh darinya hanya sebuah nama "prihantika" untuk mengenang akan kejadian masa lalu atas perlakuan dari sang ayah padanya, namun nama itu terus melekat hingga dia beranjak dewasa.
Masa awal pendidikan mungkin menjadi masa awal memory terindahnya namun itu tak terjadi padanya, masa pendidikannya pun tidak begitu indah, dia di bully oleh teman-temannya, dengan postur tubuhnya yang mungil membuatnya makin terinjak-injak hingga masa SD berakhir.

Pada masa SMP semua berharap ada perubahan pada dirinya, dari seorang yang terbully menjadi seorang dengan jiwa persahabatan yang baik, ya benar, dia memiliki banyak saudara dan teman yang selalu ada disekitarnya namun tak seindah harapannya, dia hanya berkumpul layaknya gadis desa tanpa sebuah pemoles diwajahnya.

Tak disangka terbesit dalam pikirannya untuk berharap kepada Tuhannya agar memberikan jalan terindahnya untuk menitih di keesokan harinya hingga dia bertemu dengan seorang lelaki. Ya lelaki itu adalah aku, tak disangka Allah mengarahkanku padanya dan Allah mengarahkannya untukku, desa yang terpencil yang tidak dilalui jalan utama itu bisa menemukan hubungan kita.

Lingkaran cincinpun kini sudah melingkar di jarinya, mungkin semua ak menyangka karena memang saat itu dia masih duduk di bangku SMP dan akan masuk ke SMA. Hingga dia ku boyong untuk mengenyam pendidikan SMA di kotaku, Bandung. disana perubahan dari hidupnya berubah 180 derajat begitu pula dengan kehidupanku.

Kini, ku ingin selalu memberikan cinta dan kasih sayangku untuknya agar terukir masa indah untuknya hingga kelak Allah memisahkan kita karena sangat sayangnya Allah pada kita sehingga kita mendapat panggilannya.

Ku kan selalu mencintai kamu sayangku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar