Sudah 1 bulan ku di Gorontalo, tepatnya disebuah pedalaman yang jauhnya 3 jam dari Kota, Sumalata nama lokasinya. Sedih merasa sendiri saat ni tapi ada kesyukuran yang harus kulihat dari ketidak nyamanan suasana hati dan ku menemukannya.
Ku berteman disini dengan mas supriyadi lelaki asal Batam yang kini tinggal di Subang. dia menemani proyekku selama disini dan ketika datang bersamaan ke Sumalata dia merasa sangat sedih karena harus meninggalkan istrinya yang mengandung 8 bulan. saat tu ku berusaha tegar untuk menunjukkan kepadanya bahwa ku nyaman meninggalkan keluargaku dan ku harap dia begitu juga meskipun sebenarnya berat bgt ku meninggalkan istriku saat itu.
Hari2 ku selalu bersama sahabatku ini karena dia harus menjalankan proyek yang sama, tak lama setelah 2 minggu berjalan istrinya melahirkan dan dia tak bisa melihat anaknya untuk pertama kali namun saat itu dia sadar bahwa ini semua pengorbanan buat anaknya dikampung. sedih kurasakan melihatnya tak bisa menemani istrinya berjuang antara hidup dan mati namun itu pilihannya yang harus dia jalani.
baru berjalan 3 minggu dia harus pulang, mungkin saat itu dipikiranku iri bgt ke dia karena dia bisa pulang ke Subang sedangkan ak sendirian di Gorontalo ini dengan proyekku ini.
Namun dia pulang karena mendapatkan kabar jika Bapak Mertuanya meninggal. ku yakin hatinya bercampur aduk antara sedih dan bahagia karena dia bisa bertamu dengan anak istrinya lagi namun bersamaan dia harus kehilangan bapak mertuanya.
Semoga bapak mertuanya diberikan tempat yang terbaik dan diterima amalannya.
Kini ku mencoba menjalani proyekku sendirian dan berharap cepat selesai dan kembali kekeluargaku sebelum tgl 17 November. karena saat itu istriku akan berulang tahun dan berharp ku bisa menemaninya di saat itu.
Ku inginnnn kembali hehehe ;-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar